Thursday, March 13, 2014

Laporan praktikum kimia cara cara mentukan konsentrasi larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA









                   Nama                           : M Inggit Fauzi
                        Npm                            : E1C013042
                        Prodi                           : Peternakan
                        Kelompok                   :1
                        Hari/jam                      : Rabu / 08.00-10.00
                        Tanggal                       : 6 November 2013
                        Ko-Ass                        : - Al-Arbi
                                                              - Irma Hartati
                        Dosen                          : Drs. Syafnil, M.Si
                        Objek Praktikum         : CARA-CARA MENENTUKAN KONSENTRASI                    
                                                              LARUTAN




Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013



BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer
Dalam praktikum ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana kita membuat larutan dengan konsentrasi sesuai yang diperluakan, lalu diharapkan praktikan juga mampu membuat larutan dengan pengenceran dengan berbagai konsentrasi.

1.2 Tujuan Praktikum
            1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
            2. Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi











BAB II
Tinjauan Pustaka


A. Campuran
Campuran zat-zat yang homogeny disebut larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama diseluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, seadangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak (Achmad, 1996).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999)

B. Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004)
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut(Khopkar, 2003).





Contoh larutan biner

Zat terlarut
Pelarut
Contoh
Gas
Gas
Udara, semua campuran gas
Gas
Cair
Karbondioksida dalam air
Gas
Padat
Hydrogen dalam platina
Cair
Cair
Alcohol dalam air
Cair
Padat
Raksa dalam tembaga
Padat
Padat
Perak dalam platina
Padat
Cair
Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).


C. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
·         Satuan konsentrasi
Lambang
Satuan Fisika
Nama
% w/w
Persen berat
% v/v
Persen volume
% w/v
Persen berat volume
Ppm
Parts per million
Ppb
Parts per billion
Satuan kimia
X
Fraksi mol
F
Formal
M
Molal
N
Normal
m Eq
Mili ekuivalen
Osm
Osmolar
M
Molar
(Achmad, 2001)


BAB III
Metodologi

3.1 Alat dan Bahan
            1. Pipet ukur                                        10. H2SO4
            2. Pipet gondok                                   11. NaCl
            3. Neraca analitik                                12. NaOH
            4. Botol semprot                                 13. Etanol
            5. Kaca arloji                                       14. KIO3
            6. Labu ukur                                        15. HCll
            7. Bola hisap                                       16. Asam oksanat
            8. Sikat tabung reaksi                          17. Urea
            9. Corong

3.2 Cara Kerja
1. Membuat Larutan NaCl 1%
    Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
    dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas.
2. Membuat Larutan Etanol 5%
    Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan
                ke dalam Labu Ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai
                homogen.
3. Membuat Larytan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian
    dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades (aquades
    ditambahkan sampai tanda batas.
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
    aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
·         Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira sampai volume 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambah lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk pembuatan larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
    Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
    dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml, sampai tanda batas.
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan
    dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7. Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol )
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
    50 ml sampai tanda batas.

8. Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) dalam Urea ( Mr.urea 60 gram/mol )
     Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
                 ukur 50 ml sampai tanda batas.
           






































BAB IV
Hasil Pengamatan

4. 1 Hasil Pengamatan
1. Membuat Larutan NaCl 1%
    Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
                dengan aquads di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
            2. Membuat Larutan Etanol 5%
    Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolu(=100%) dengan pipet ukur, kemudian
                dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda
                batas.
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian
    dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai tanda
    batas.
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 ( Mr. 98 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SOdengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
    aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
    Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan
    dengan aquades dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan
    dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7. Membuat Larutan 1 N NaOH( Mr, 40 gram/mol )
    Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
    ukur 50 ml sampai tanda batas.
8. Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) ( Mr.urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.













BAB V
Pembahasan

1. Membuat Larutan NaCl 1%
Dalam membuat larutan NaCl 1% kita memerlukan rumus persen berat per volume (%W/V) yaitu menyatakan jumlah garam zat terlarut dalam 100 mL larutan. Sedangkan yang di ketahui dari soal adalah %W/V dan ml larutan jadi kita harus mencari gram zat terlarut jadi memerlukan cara-cara  sebagai berikut :
→ % W/V = gram zat terlarut  x 100 %
                                      ml larutan
                        1% = gram zat terlarut   x100%
                                         50 ml
            100 gram = 50
                            = 50 / 100 = 0,5 gram

2. Membuat Larutan Etanol 5%
Dalam membuat larutan Etanol 5% kita memerlukan rumus persen volum (%V/V) yaitu menyatakan volume zat terlarut dalam 100% ml larutan. Sedangkan yang di ketahui adalah %V/V dan ml larutan jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→ % V/V = ml zat terlarut  x 100%
                                     ml larutan
                       5% = ml zat terlarut x 100%
                                          50
                 100 ml = 250
                        ml = 2,5 ml

3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
Dalam membuat larutan KIO3 0,01 M kita memerlukan rumus molaritas (M) yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Sedangkan yang di ketahui adalah M, Mr zat terlarut dan liter larutan jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→ M =       gram zat terlarut           
                        Mr zat terlarut x liter larutan
            0,01 M =   gram terlarut
                               214 x 0,05 l
               gram = 0,107 gram
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
Dalam membuat larutan H2SO4 0,1 M kita memerlukan rumus molaritas (M) yaitu menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→ 0,5 x 1,303 = 0,6515 gram
                        M =  0,6515      = 0.6515   =  0,13 gram
                                98 x 0,05         4,9
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl
Dalam membuat larutan HCl 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas yaitu menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )           Ek = Gram zat terlarut
                               volume larutan                                            BE
                       BE = Mr / n                                         37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
                             = 36,5 / 1 = 36,5
            Ek = 0,15355 gram  =  0,0042                       N = 0,0042   =  0,08 N
                          36,5                                                          0,05

6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
Dalam membuat larutan asam oksanat 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas (N) yaitu menyatakan banyaknnya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→  BE = 126 / 2 = 63
                  EK = 0,3151 / 63 = 0,005
                   N  = 0,005 / 0,05 = 0,1

7. Membuat Larutan 1 N NaOH
Dalam membuat larutan asam oksanat 0,1 N kita memerlukan rumus normalitas (N) yaitu menyatakan banyaknnya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→  BE = 40 / 10 = 4
                   Ek = 0,2 / 4 = 0,05
                   N = 0,05 / 0,05 = 1

8. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
Dalam membuat larutan  1000 ppm N2 dalam urea kita memerlukan rumus part per million (ppm) yaitu satuan yang mirip dengan persenn beratatau gram zat terlarut per 100 gram larutan. Jadi memerlukan cara-cara sebagai berikut :
→ ppm =  0,1086  x 106 
                         = 50 gram
                 ppm = 2172 / gram








BAB VI
Penutup

6.1 Kesimpulan
1. Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih.
2. Ada dua unsur Larutan, yaitu solvent dan solut
3. Konsentrasi larutan adalah :
    ٭ Perbandingan jumlah zat terlarut dalam larutan
٭                 Perbandingan jumlah zat terlarut dalam pelarut
            4. Berbagai Cara menyatakan konsentrasi larutan,diantaranya :
      Persen Volume
                  Persen Massa
      Part per Million atau Part per Billion
                  Fraksi Mol
                  Molaritas
      Molalitas
                  Normalitas

6.2 Saran
Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih   
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum, agar bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan.




















BAB VII
Jawaban Pertanyaan

1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
    Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol              Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol
             BJ H2SO4 1,303 gram / ml             BJ Air 1 gram / ml
             Konsentrasi H2SO4 100 %
      
a) Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
                                           Massa pelarut                  
            =  120
                                     = 8000 / 120 = 66,66 %
b) Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
kg pelarut       
                        = 0,12 kg
                             = 816,67 mol / 1000 gram
c) Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
                                               Liter larutan
                        V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
                        V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
                        V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
                                    M =   98 mol    =  540,27 mol / l
                                             0,18139 l
d) Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816             
Mol pelarut = 6,67
                        X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
                                jumlah mol larutan         7,48
                        X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
                               jumlah mol larutan       7,48

2. Lengkapi tabel dibawah ini !!
Zat
Terlarut
Gram Zat
Terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H. = 0, 233 l L
1,8



Penjelasann :

A. Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29

B. M = mol zat terlarut
              Liter larutan
    1,2 =        0,29.......     
               liter larutan
    Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml

C. Mol = massa zat terlarut
                       Mr
    0,368 = massa terlarut / 85
     massa terlarut = 31,28 gram

D. M = mol zat terlarut
            Liter larutan
   0,023 = mol / 16
    mol = 0,368

E. Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
                              = 91 / 119 = 0,76 mol

F.  M = Mol zat terlarut
               Liter larutan
          = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / L
G. Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                             Mr
                        0,42= Gram terlarut / 119
                        gram terlarut = 49,98 gram

H.    M = mol zat terlarut
                 Liter larutan
       1,8 = 0,42 / liter larutan
        liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l







DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas Lambung
            Mangkurat.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitasn Indonesia
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB