Saturday, October 17, 2015

laporan praktikum kimia analisa kualitas air


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA


Logo_Unib.png




Nama                           : M Inggit Fauzi
            Npm                            : E1C013042
            Prodi                           : Peternakan
            Kelompok                   :1
            Hari/jam                      : Rabu / 08.00-10.00
            Tanggal                       : 27 November 2013
            Ko-Ass                        : - Al-arbi
                                                  - Irma Hartati
            Dosen                          : Drs. Syafnil, M.Si
            Objek Praktikum         : ANALISA KUALITAS AIR





Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013






BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Air merupakan fasa cair dari  persenyawaan kimia yang dibentuk oleh dua bagian berat hidrogen dan 16 bagian berat oksigen,di dalam air itu terkandung pula sejumlah kecil air berat, gas dan zat padat, terutama bentuk garam dan larutan.
Kualitas air secara luas diartikan setiap faktor fisika, kimiawi dan biologi yang mempengaruhi manfaat penggunaan air bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara umum, parameter kualitas air dapat digolongkan kedalam 3 faktor besar yaitu : 1. Faktor fisika seperti suhu, kecepatan arus, dan kekeruhan.
2. Faktor kimia seperti pH, CO2, dan alkalinitas.
3. Faktor biologi seperti keberadaan plankton, benthos, dan makrofita.
Oksigen adalah salah satu gas yang ditemukan terlarut pada perairan. Kadar oksigen terlarut di perairan bervariasi bergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfir. Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam kehidupan organisme.
Karbondioksida bebas merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air-renik maupun tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis. Karbondioksida bebas juga termasuk salah satu gas yang terdapat di dalam air yang dapat meracuni kehidupan ikan dan hewan-hewan air lain.

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan kami melakukan praktikum ini adalah :
       1. Mahasiswa mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisis dan sifat kimia
            secara kualitatif dan kuantitatif.
       2. Mahasiswa mampu mengetahui kandungan dari air keran dan air sawah.















BAB II
Tinjauan Pustaka

Secara umum, parameter kualitas air dapat digolongkan kedalam 3 faktor besar yaitu faktor fisika seperti suhu, kecepatan arus, dan kekeruhan. Faktor kimia seperti pH, CO2, dan alkalinitas. Faktor biologi seperti keberadaan plankton, benthos, dan makrofita(Sedana, 1996).
Oksigen adalah salah satu gas yang ditemukan terlarut pada perairan. Kadar oksigen terlarut di perairan bervariasi bergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfir (Effendi,2000).
Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting dalam kehidupan organisme. Setiap organisme membutuhkan oksigen untuk respirasi dan digunakan dalam proses metabolisme (Sehada, 1996).
Kandungan oksigen terlarut alami suatu perairan sangat menentukan penyebaran hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Pada perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah, biasanya hanya dihuni oleh beberapa spesies tertentu (Nurdin, 1999).
Kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan mutu kehidupan di air. Kehidupan dapat bertahan jika oksigen terlarut minimal 5 mg oksigen terlarut setiap liter air (5 mg/L), selebihnya tergantung pada ketahanan organisme, kehadiran pencemar dan suhu air (Nurdin, 1999).
bebas sebesar 12 mg/L menyebabkan stres pada ikan, pada kandungan 30 mg/L beberapa ikan mati dan pada kandungan 100 mg/L hampir semua organisme mati (Nurdin, 1999).
Pada umumnya, perairan alami mengandung CO2  bebas > 2 mg/L yang pada konsentrasi tinggi dapat beracun, karena keberadaannya dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen oleh hemoglobin.(Zonnevell, 1991).
Pola temparatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik, penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air terkena cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003).










BAB III
Metodologi

3.1 Alat dan Bahan
            1. Gelas ukur
            2. Pipet tets
            3. Pipet volume
            4. Lampu sepiritus.
            5. Batang pengaduk
            6. Penjepit tabung reaksi
            7. Erlenmeyer
            8. Termometer
            9. Tabung reaksi+rak
            10. Botol semprot
            11. Air keran
            12. Air sawah

3.2 Cara Kerja
·         Suhu/tempelatur
1. Siapkan sampel.
2. Celupkan pengukur suhu(termometer) ke dalam sampel, pastikan tangan tidak
     bersentuhan dengan alat pengukur tersebut.
3. Baca angka yang tertera pada alat tersebut.
·         Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
1. Ambil sampel sebanyak 100 ml dengan gelas ukur dan tuangkan ke dalam gelas
     piala dan panaskan.
2. Perhatikan, apakah sampel ada yang keruh ataukah ada yang mengendap!
3. Jika sampel menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi
     endapan berarti sampel mengandung zat padat tersuspensi.
·         Warna
1. Ambil sampel ke dalam tabung reaksi sebanyak kurang lebih ¾ dari volume tabung reaksi.
2. Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
·         Amoniak (NH3)
1. Masukkan 10-15 ml sampel ke dalam tabung reaksi.
2. Lipatkan kertas lakmus merah di mulut tabung reaksi.
3. Panaskan diatas lampu sepiritus.
4. Amati sampel, apakah tercium bauk tengik atau tidak.
5. Sampel mangandung amoniak jika tercium bau tengik atau lakmus merah berubah
    menjadi warna biru.




BAB IV
Hasil Pengamatan



NO
Parameter
Hasil Pengamatan
Air Keran
Air sawah
1
Suhu
25,50 C
260 C
2
Zat padat terlarut
Air tidak terdapat endapan dan warna putih bening. Jadi, tidak termasuk zat padat terlarut.
Air terdapat endapan dan berwarna kekuning-kuningan.
3
zat padat tersuspensi
Air keran tidak terdapat endapan. Jadi, air keran termasuk tidak tersuspensi.
Terdapat endapan. Jadi, air sawah termasuk tersuspensi.
4
Warna
Bening dan jernih
Kekuning-kuningan
5
Amoniak
Tidak berbau
Berbau tengik(terdapat amoniak)

























BAB V
Pembahasan

            Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan yang pertama yaitu kami mengamati suhu yang terdapat di air keran dan air sawah. Dari percobaan tersebut kami mendapatkan hasil yaitu air keran mempunyai suhu 25,50 C dan air rawa mempunyai suhu sebesar 26 0 C.
            Percobaan kami yang ke dua yaitu tentang zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi. Dimana jika air keran dan air sawah berubah menjadi keruh maka ada zat padat terlarut, sedangkan jika terjadi endapan berarti air tersebut mengandung zat padat tersuspensi. Pada data pengamatan zat padat terlarut air keran tidak terdapat endapan dan warna berwana putih bening dan pada air sawah air terdapat endapan dan berwarna kekuning-kuningan. Pada data pengamatan zat padat tersuspensi kami memperoleh data bahwa air keran tidak terdapat endapan, jadi air keran termasuk zat tidak tersuspensi, sedangkan pada air sawah terdapat endapan, jadi air sawah termasuk dalam zat padat tersuspensi.
            Percobaan kami yang ketiga yaitu tentang menentukan warna dari air keran dan air dari perbandingan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan. Pada hasil kami pengamatan bahwa air keran berwarna bening dan jernih, sedangkan warna air sawah berwarna kekuning-kuningan.
            Percobaan kami yang keempat yaitu tentang amoniak. Kita telah mengetahui bahwa bila dalam percobaan objek pengamatan tercium bau tengik atau lakmus merah berubah menjadi warna biru maka di objek tersebut mengandung amoniak. Pada air keran tidak berbau jadi tidak mengandung amoniak, sedangkan pada air sawah berbau tengik jadi air sawah mengandung amoniak. 




















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
      1. Kami dapat mengetahui suhu yang ada di air keran dan air sawah.
      2. Kami dapat mengetahui bahwa air sawah termasuk dalam zat padat terlarut dan zat
           padat tersuspensi.
      3. Dalam menentukan warna air sumur berwarna bening sedangkan air sawah berwarna
           kekuning-kuningan.
      4. Objek yang mengandung amoiak adalah hanya air sawah saja.


5.2 Saran
            Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus bisa memanfaatkan waktu yang telah ditentuka, agar data yang diperoleh lebih akurat.


























DAFTAR PUSTAKA


Barus, T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan
Effendi, H. 2001. Telaahan Kualitas Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor. 257 hal.
Nurdin, S., 1999. Kumpulan Bahan Pelatihan Sampling Kualitas Air di Perairan Umum.
           
Laboratorium Fisiologi Lingkungan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
            Universitas Riau. Pekanbaru. 131 hal.
Sedana, I. P., S. Hasibuan dan Syafriadiman , 2001. Pengelolaan Kualitas Air Fakultas   
           
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru, 50 hal (tidak diterbitkan)
Zonnevell, N., E. A. Huisman dan J. H. Brown, 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.  
           
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 336 hal.





























No comments:

Post a Comment