TUGAS MATAKULIAH PENGOLAHAN SUMBER DAYA PAKAN


Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Ir. Nahrowi M.Sc
OLEH : M INGGIT FAUZI
NRP : D251170121
PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN PAKAN
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
Kedelai merupakan sumber protein,
dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E,K, dan beberapa jenis vitamin B
dan mineral K, Fe, Zn, dan P. Kadar protein kacangkacangan berkisar antara
20-25%, sedangkan pada kedelai mencapai 40%. Kadar protein dalam produk kedelai
bervariasi misalnya, tepung kedelai 50%, konsentrat protein kedelai 70% dan
isolat protein kedelai 90% (Winarsi, 2010) . Kacang
kedelai mengandung air 9%, protein 40 %, lemak 18 %, serat 3.5 %, gula 7 % dan
sekitar 18% zat lainnya
Pengertian Dan Cara Menghitung EAAI
Pada Kedelai
EAAI (Essential Amino Acid Index),
dalam menentukan kualitas protein yang paling defisien perlu diperhatihan tidak
hanya asam amino esensial dari bahan tersebut diperhatikan.
Rumus EAAI = 10logEAA
Log EAAI T
log
G log
G……….. G log




a
– n = % asam amino dari protein yang dinilai
Ae
– Ne = % asam amino dari protein kedelai
Pengertian Dan Cara Menghitung Chemical Score
Protein Pada Kedelai
Chemical score
protein adalah suatu cara penilaian kualitas protein yang berasal pada analisis
bahan-bahan makanan, sehingga tidak berdasarkan pada percobaan biologis dengan
hewan-hewan percobaan. Skor asam-asam amino yaitu membandingkan kandungan
asam-asam amino esensial dalam protein suatu bahan pakan atau dalam suatu
campuran dari asam-asam amino esensial dalam standar protein yang ditentukan
oleh FAO/WHO (1973).
Penentuan
skor formulasi asam amino yaitu :
·
Kandungan
terendah asam amino, yang dibandingkan dengan asam amino sama dalam protein
standar. Contoh kasus protein kacang kedelei mengandung asam amino dengan gugus
sulfur, methionin dan sistin, yang merupakan asam-asam amino esensial terdapat
dalam jumlah terendah dibandingkan dengan asam amino dalam protein standar.
·
Ketika lisin,
threonin dan asam amino dengan gugus sulfur merupakan asam-asam amino dalam
bahan makanan. Cara penilaian kualitas protein dengan skor asam amino
memberikan hasil setara dengan penilaian secara biologis. Konsep adanya asam-asam
amino pembatas mempunyai beberapa kegunaan praktis. Sebagai contoh ketika
diperlukan untuk merancang ransum untuk orang-orang yang hanya memakan sayuran
(vegetarian).
·
Setiap
jenis protein mempunyai tingkat ketersediaan hayati yang berbeda didalam tubuh
manusia. Metode telah diperkenalkan untuk mengukur pemanfaatan protein dan
tingkat retensi pada manusia. Mereka termasuk nilai biologis, pemanfaatan
protein bersih, dan PDCAAS (Protein dicerna terkoreksi Skor Asam Amino) yang
dikembangkan oleh FDA sebagai perbaikan atas Protein Efisiensi Rasio (PER)
method. Metode ini memeriksa protein yang paling efisien digunakan oleh tubuh.
·
Pada umumnya
mereka menyimpulkan bahwa protein hewani lengkap yang mengandung semua asam
amino esensial seperti susu, telur, dan daging adalah nilai sebagian besar
tubuh. Perlu dicatat bahwa tidak semua protein adalah sama dicerna.
·
Keseimbangan
nitrogen dapat dilihat dari skor asam amino.
Rumus
:
Skor
Kimia = 

Komponen Polisakarida Pati

Komponen Polysakarida
Pada Jagung
Jagung
merupakan sumber bahan pakan yang mengandung amilosa dan amilopektin yang
dikendalikan oleh genetik. Dimana kandungan amilosa pada jagung 25-30% dan
amilopektin 70-75%. Jenis jagung pulut (waxy maize) dapat mengandung 100%
amilopektin. Sifat sensoris jagung dapat
dipengaruhi oleh amilopektin seperti tekstur dan rasa jagung semakin lunak,
enak dan pulen. Komposisi ini dapat mempengaruhi sifat amilografinya. Pati
jagung berbentuk bulat dengan ukuran granula patinya berkisar 5-25 mikron.
Tabel
1. Kandungan amilosa dan amilopektin biji jagung dari beberapa varietas
Varietas
|
Amilosa (%)
|
Amilopektin (%)
|
Srikandi putih
|
31,05
|
68,95
|
Srikandi kuning
|
30,14
|
69,86
|
Anoman
|
29,92
|
70,08
|
Lokal nonpulut
|
28,50
|
71,50
|
Lokal pulut
|
4,25
|
95,75
|
Sukmaraga
|
34,55
|
65,45
|
Sumber
: Suarni (2005)
Dari data Tabel 1 dapat kita ketahui
bahwa kandungan dari amilosa dan amilopektin pada setiap varietas jagung
mengalami perbedaan. Sehingga genetik sangat berpengaruh terhadap komposisi
dari amilosa dan amilopektin.
Komponen Polysakarida
Pada Singkong
Umbi dari singkong mengandung glukosa
dan dapat diolah menjadi tepung tapioka. Tapioka yaitu pati yang diperoleh dari
hasil ekstrak ubi kayu, dimana pati tersebut terdiri dari dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan yang tidak
larut disebut amilopektin. Tepung tapioka mengandung amilosa sebanyak 17 % dan amilopektin sebanyak 83 %. Sifat
kelarutan dan derajat gelatinisasi pati dapat dipengaruhi oleh perbandingan
amilosa dan amilopektin.
Tabel 2. Kandungan amilosa dan
amilopektin biji jagung dari beberapa varietas
Komponen
|
Kultivar
Ubi Kayu
|
||||
Basirau
|
Saripin
|
Klenteng
|
Dhuru
|
Uni
kayu putih
|
|
Kadar
amilosa(%)
|
19,81
|
24,44
|
22,15
|
12,28
|
27,38
|
Kadar
amilopektin(%)
|
80,19
|
75,55
|
77,84
|
87,71
|
72,61
|
Sumber
: Suarni (2005)
Dari data Tabel 2 dapat kita ketahui
bahwa semakin kecil kandungan dari amilosa dan amilopektin, maka pati cenderung
peenyerap air akan lebih banyak (Tjokroadikusumo, 1986). Gelatinisasi suhu
berkisar antara 58,80C - 700C. Pati yang kandungan
amilopektinnya rendah akan membentuk gel yang kaku sedangkan pati yang
kandungan amilopektinnya tinggi akan membentuk gel yang tidak kaku.
Referensi
Suarni.
2005. Karakteristik Fisikokimia dan Amilograf Tepung Jagung sebagai Bahan
Pangan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian
Tanaman Pangan. hal. 440-444.
Pangan. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Pusat Penelitian
Tanaman Pangan. hal. 440-444.
Tjokroadikoesoemo,
S., 1986, “ HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya”, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Pustaka Utama, Jakarta.
Winarsi,
Heri. 2010. Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya bagi Kesehatan.
Yogyakarta: Kanisius.
Yogyakarta: Kanisius.
No comments:
Post a Comment