Nama : M Inggit Fauzi Mata Kuliah : Pengolahan Sumber Daya Pakan
NRP : D251170121 Dosen : Prof. Dr. Ir Erika Budiarti Laconi, MS
Ø Apa alasan penelitian ini dilakukan ?
Jawaban : Latar belakang dilakukan metode silase pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui nilai kandungan nutrisi dari silase rumput Guinea dan legume Stylosanthes guianensis dengan penambahan jus fermentasi bakteri asam laktat. Dimana telah kita ketahui bahwa tujuan dari teknologi silase yaitu untuk memperpanjang masa simpan pakan dengan meningkatkan kadar asam dari pakan tersebut dan semaksimal mungkin menghindari pathogen atau bakteri pembusuk ketika pada suatu kondisi bila melimpahnya produksi hijauan ketika masa panen sedangkan jumlah ternah yang dimiliki tidak sesuai dengan banyaknya hijauan maka hijuan dapat disilase. Disetiap hijauan yang dibiarkan dalam kondisi anaerob pasti terjadi proses fermentasi namun jumlah bakteri asam laktat untuk menghasilkan asam laktat pun terbatas sehingga dengan adanya penambahan jus bakteri asam laktat diharapkan dapat meningkatkan jumlah bakteri asam laktat dapat silase tersebut sehingga bakteri pathogen yang berperan sebagian bakteri pembusuk tidak dapat hidup pada kondisi asam tersebut.
Ø Mekanisme yang dilakukan dalam penelitian ini mulai dari pembuatan jus fermentasi bakteri asam laktat hingga pembuatan silase yang diberi penambahan jus fermentasi bakteri asam laktat ?
Jawaban :
A. Mekanisme pembuatan jus fermentasi bakteri asam laktat ini yaitu mengacu pada Bureenok et al. (2005) bahwa proses pertama yaitu 200 gram dari rumput Guinea atau legume stylo (50:50) yang dimaserasi dalam 1000 mL air suling yang steril dan selanjutnya diblender. Setelah di blender selanjutnya di saring menggunakan kain katun tipis sebanyak 2 lapis kain katun. Selanjutnya di masukkan kedalam botol kaca yang ditambahkan 2% glukosa dan di tutup di simpan selama 2 hari dalam suhu 300C. setelah penyimpanan 2 hari maka jus fermentasi bakteri asam laktat pun sudah jadi dengan didalamnya mengandung bakteri asam laktat sebanyak 5,50 log 10 dan 5,67 log 10 colony forming units(cfu)/g.
B. Mekanisme persiapan pembuatan silase yang di campurkan dengan jus fermentasi bakteri asam laktat. Proses pertama dalam tahap ini yaitu memanen rumput Guinea dan legume Stylo yaitu pada umur panen 45 dan 60 hari. Rumput yang sudah dipanen selanjutnya di copper dengan ukuran 2 - 4 cm sebelum dilakukan proses fermentasi. Setelah dilakukannya pemotongan selanjutnya setiap rumput dipersiapkan untuk 3 perlakuan yaitu 100% rumput Guinea dan 100% legum Stylo dan campuran antara rumput Guinea dan legum Stylo dengan rasio 50:50 sebanyak 60 kg setiap perlakuan yang di simpan di drum plastik. Dan setiap perlakuan ditambahkan dengan 1% jus fermentasi bakteri asam laktat lalu di aduk dengan rata dan dipadatkan lalu ditutup di fermentasi selama 45 hari dalam kondisi anaerob dengan suhu kurang lebih 27-300C.
C. Mekanisme pemberian perlakuan kepada ternak yaitu dengan menggunakan 6 ekor kambing persilangan kambing jantan Anglo Nubia x kambing asli Thailand dengan bobot badan rata-rata 40 ± 5.0 kg dengan ukuran kandang individu (60 x 120 x 90 cm). Pemberian pakan dan air minum pada setiap perlakuan dilakukan secara adlibitum atau tak terbatas. Dan juga ternak percobaan diberikan konsentrat sebanyak 0,9% dari berat badan. Pemberian ransum dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Kambing ditimbang diawal penelitian sebelum makan dan diakhir setelah penelitian.
D. Mekanisme pengambilan sampel pada penelitan ini yaitu yang pertama dengan menganalisis kandungan dari silase yang telah di buat pada 3 perlakuan. Selanjutnya pada akhir periode percobaan sampel cairan rumen di analisis. Setiap 7 hari terakhir periode percobaan kotoran ternak di kumpulkan secara kuantitatif pagi dan sore untuk dianalisis.
Ø Bagaimanakah hasil dan pembahasan dari riview jurnal ?
Jawaban : Berdasarkan jurnal yang kami riview maka dapat kami ketahui bahwa pembuatan silase dari rumput Guinea dan legume Stylo dengan penambahan jus fermentasi bakteri fermentasi tidak mendapatkan hasil yang signifikan. Dilihat dari segi kandungan komposisi dari nutrient bahwa terdapat perbedaan antara kandungan dari rumput Guinea dan legume Stylo setelah difermentasi maupun sebelum difermentasi namun tidak signifikan. Terutama pada komposisi dari protein kasar dan pada masing-masing rumput juga mengalami penurunan setelah dilakukan silase diduga bahwa ini dapat terjadi karena ketika proses awal pembuatan silase rumput sudah terkontaminasi oleh bakteri Clostridia proteolitic yang sering terjadi pada silase yang berbahan baku protein yang tinggi seperti legum Stylo sehingga bakteri ini dapat mendekredasi protein di awal proses silase sehingga terjadi penurunan protein dari silase yang dirombak serta memperlambat penurunan pH pada awal proses ensilase, protein tersebut akan didegredasi menjadi asam amino dan kemudian menjadi amonia. Bakteri Clostridia proteolitic sangat dihindari karena dapat memproduksi asam butirat yang dapat menyebabkan pembusukan pada silase (Santoso dan Hariadi 2008). Perlu adanya memperhatikan laju penguraian protein (proteolisis) sehingga dapat mencegah perombakan protein yang terdapat pada legum Stylo (Slottner dan Bertilsson 2006). Terbentuknya kondisi asam pada proses fermentasi akan menghambat proses respirasi, proteolisis, dan mencegah berkembangnya bakteri Clostridia proteolitic (Jennings 2006). Sehingga untuk rumput yang akan disilase agar populasi bakteri Clostridia proteolitic minimum maka perlu dilakukan pemanenan dengan kadar air yang tepat (Jennings 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Bureenok, S., Namihira, T., Tamaki, M., Mizumachi, M., Kawamoto, Y., Nakada,
T.,2005. Fermentative quality of guineagrass silage by using fermented juice ofthe
epiphytic lactic acid bacteria (FJLB) as a silage additive. Asian-Aust. J. Anim.Sci. 18,
807–811.
T.,2005. Fermentative quality of guineagrass silage by using fermented juice ofthe
epiphytic lactic acid bacteria (FJLB) as a silage additive. Asian-Aust. J. Anim.Sci. 18,
807–811.
Jennings, John. 2006. Principle of Silage Making. Division of Agriculture. University of
Arkansas. USA.
Arkansas. USA.
Santoso B, Hariadi BT. 2008. Komposisi kimia, degradasi nutrien dan produksi gas metana in
vitro rumput tropik yang diawetkan dengan metode silase dan hay. Med Pet. 31: 128-137.
vitro rumput tropik yang diawetkan dengan metode silase dan hay. Med Pet. 31: 128-137.
Slottner D, Bertilsson J. 2006. Effect of ensiling technology on protein degradation during
ensilage. Anim. Feed Sci. Technol. 127: 101-111.
ensilage. Anim. Feed Sci. Technol. 127: 101-111.
No comments:
Post a Comment