Tuesday, July 10, 2018

Nilai kadar NH3-N

Nilai kadar NH3-N pada pemberian silase rumput memberikan nilai yang berbeda nyata disetiap perlakuannya. Terlihat pada saat ternak diberikan pada silase rumput Guinea, nilai NH3-N paling rendah dibandingkan dengan ternak yang diberikan oleh silase Stylosanthes sp. dan campuran silase antara rumput Guinea dan Stylosanthes sp. Sumber NH3-N rumen selain dari degradasi protein pakan, juga berasal dari degradasi mikrobia terutama protozoa. Protozoa sendiri memiliki kemampuan untuk memecah molekul-molekul besar dari protein, karbohidrat dan bakteri rumen. Penambahan FJLB merangsang pertumbuhan bakteri lactobacillus, dengan demikian meningkatkan kandungan asam laktat dari silase dan selanjutnya menurunkan pH (Bureenok et al., 2012)
Menurut Rahjan, 1977 peningkatan jumlah karbohidrat yang mudah difermentasi akan mengurangi produksi amonia karena terjadi peningkatan penggunaan amonia untuk pertumbuhan protein mikroba. Kondisi yang ideal adalah sumber energy tersebut dapat difermentasi sama cepatnya dengan NH3 sehingga saat NH3 terbentuk terdapat produksi fermentasi asal karbohidraat yang akan digunakan sebagai sumber dan kerangka karbon dari asam amino protein.mikroba telah tersedia. Mikroba yang telah mati akan masuk ke usus sebagai sumber protein bagi ternak. Protein mikroba tersebut bersama dengan protein pakan yang lolos degredasi mengalami kecernaan di dalam usus oleh enzim – enzim protease dengan hasil akhir asam amino.
Mikroba rumen sangat  berperan dalam mendegredasi pakan yang masuk ke dalam rumen menjadi produk – produk yang sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh mikroba maupun induk semang dimana aktifitas mikroba tersebut sangat tergantung pada ketersediaan nitrogen dan energy. Kelompok utama mikroba yang berperan dalam pencernaan tersebut terdiri dari bakteri, protozoa, dan jamur yang jumlah dan komposisinya bervariasi tergantung pada pakan yang dikonsumsi ternak (Preston dan Leng, 1987).
Mikroba rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbuang (volatile fatty acid =VFA) yaitu asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam valerat, asam isobutirat, dan asam isovalerat. Konsentrasi asam propionat yang dihasilkandari penelitian ini yaitu berbeda nyata (P< 0,05). Terlihat dari hasil pemberian pakan silase campuran antara Guinea dan Stylosanthes sp. memiliki nilai tertinggi dari pemberian pakan yang lain yaitu 122,2 mmol/I. Bannink et al. (2008) menyatakan bahwa, komposisi VFA yang terbentuk di dalam rumen dipengaruhi oleh substrat yang difermentasi, populasi mikroba dan ekologi rumen. Asam propionat merupakan substrat untuk glukoneogenesis dan sumber glukose utama bagi ternak. Asam asetat dan butirat berperan dalam sintesis asam lemak rantai panjang (Morvay et al., 2011).


Daftar pustaka
Bureenok, S., Yuangklang, C., Vasupen, K., Schonewille, J.T. and Kawamoto, Y. 2012. The Effects of additives in Napier grass silages on chemical composition, feed intake, nutrient digestibility and rumen fermentation. Asian-Australasian Journal of Animal Science 25: 1248-1254.

MORVAYY., BANNINKA., FRANCEJ., KEBREABE., DIJKSTRAJ. 2011. Evaluation of models to predict the stoichiometry of volatile fatty acid profiles in rumen fluid of lactating Holstein cows. J. Dairy Sci. 94: 3063-3080


Bannink, A., J. France, S. López, W. J. J. Gerrits, E. Kebreab, S. Tamminga, and J. Dijkstra. 2008. Modelling the implications of feeding strategy on rumen fermentation and functioning of the rumen wall. Anim. Feed Sci. Technol. 143:3–26

No comments:

Post a Comment